Bayt Rasul SAW
Wara’ adalah indikasi penolakannya terhadap segala sesuatu dan berhenti mengejarnya kecuali dengan izin syar’i. Maksudnya jika di dalam sesuatu itu ada keterkaitan dengan syar’i, maka ia akan mengambilnya. Jika tidak maka ia akan meninggalkannya. Wara’ terdiri dari tiga derajat, Pertama Wara’ awam yaitu Wara’ / menjauhkan diri dari yang haram dan syubhat. Kedua Wara’ golongan khawash yaitu meninggalkan segala sesuatu yang dihasrati oleh hawa dan nafsu. Dan ke tiga Wara’ golongan khawashul khawash yaitu meninggalkan segala sesuatu yang dihasratinya. Wara’ juga terdiri dari dua jenis, yaitu Wara’ zahir yaitu tidak bergerak kecuali dengan Allah, dan kedua Wara’ bathin yaitu tidak ada yang masuk ke dalam kalbumu kecuali Allah. Barang siapa yang memperhatikan kewara’annya sejati maka ia tidak akan mendapatkan kemuliaan dari anugerah. Wara’ dalam pikiran lebih sulit untuk dilakukan seperti sulitnya zuhud dalam kekuasaan. Zuhud adalah permulaan Wara’ sebagai mana qana’ah merupakan jalur menuju ridha. Diantara kaidah wara’ dalam hal makanan dan pakaian adalah, makanan al-muttaqi (orang-orang yang bertaqwa). Adalah yang tidak memiliki hak syar’i serta tidak dibutuhkan oleh orang. Sedangkan makanan para wali adalah yang tidak dihasrati, yang ada hanyalah kemurahan dari Allah. Siapapun yang tidak mencapai karakter pertama, tidak akan dapat mencapai karakter ke dua. Dan yang dinamakan kehalalan yang mutlak adalah yang tidak menghasilkan kemaksiyatan kepada Allah dan yang tidak mengandung kealpaan kepada Allah. Berkenaan dengan pakaian, manusia dibagi menjadi tiga kelompok. Pakaian para Nabi AS, adalah kehalalan yang disebutkan di atas terlepas dar apapun bahannya. Sedangkakn pakaian para wali adalah sesuai dengan apa yang diperintah Allah. Batas minimalnya adalah menutup aurat dan layak. Dengan pakaian tersebut mereka dapat merealisasikan penyampinyan hawa nafsunya. Adapun pakaian para abdal adalah apa yang ditakdirkan kepada mereka dengan tetap berpegang pada batasan-batasan syar’i, tidak perduli apakah per karat atau per helainya 100 dinar. Tidak ada hasrat yang membumbung tinggi atau hawa nafsu yang menghancurkan dirinya, (baginya) semua itu merupakan kemurahan Allah kepadanya. Wara’ tidak akan mencapai kesempurnaan kecuali dia melihat 9 poin berikut ini yang merupakan kewajiban atas dirinya. Kesembilan poin tersebut adalah :1. Menjaga lidah dari ghibah berdasarkan firman Allah “…dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain …(al-Hujarat :12)2. tidak mengejek berdasarkan firman Allah “… janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka yang di olok-olok lebih baik daripada mereka yang mengolok-olok…”(Al-Hujarat 11).3. menjaga pandangan dari yang haram, berdasarkan firman Allah “…hendaklah mereka menahan pandangannya…”(An-Nur :30)4. jujur, berdasarkan firman Allah, “…apabila kamu berkata hendaklah kamu berlaku adil.”(al-An’am ;152). Adil dalam hal ini berarti jujur.5. hendaknya ia mengetahui anugerah Allah atas dirinya agar dia berbangga diri. Firman Allah, “…sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan…”(Al-Hujarat ;17).6. Hendaknya dia mengeluarkan hartanya untuk yang haq bukan untuk yang bathil. Firman Allah “dan orang-orang apabila membelanjakan hartanya, mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir”(Al-Furqan 67) Maksud ayat tersebut tidak membelanjakan / mengeluarkan hartanya untuk kemaksiyatan dan tidak menahannya untuk kebaikan.7. tidak sombong dan tinggi hati. Firman Allah “Negeri akhirat itu kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan dimuka bumi…”(Al-Qashah ;83).8. Selalu menjaga shalat lima waktu tepat pada waktunya. Firman Allah, “Peliharalah semua shalatmu dan peliharalah shalat wustha. Berdirlah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’..”( al-Baqarah 238)9. Konsisten melaksanakan sunah dan shalat jama’ah . firman Allah “dan bahwa yang Kami perintahkan ini adalah jalan yang lurus, maka ikutilah dia.”(Al-Anam ;153).Jumat, 08 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kategori
Blog Archive
-
▼
2010
(128)
-
▼
Januari
(111)
- suhuf 12
- SUHUF 13
- SUHUF 14
- SUHUF 15
- SUHUF 16
- SUHUF 17
- SUHUF 18
- Suhuf 19
- SUHUF 20
- SUHUF 21
- SUHUF 22
- SUHUF 23
- SUHUF 24
- SUHUF 25
- SUHUF 26
- SUHUF 27
- SUHUF 28
- SUHUF 29
- SUHUF 30
- SUHUF 31
- SUHUF 32
- SUHUF 33
- SUHUF 34
- SUHUF 35
- SUHUF 36
- SUHUF 37
- SUHUF 38
- SUHUF 39
- SUHUF 40
- Suhuf Musa AS
- Kelahiran Syeh Abdul Qodir Al-Jailani ra.
- Menuntut Ilmu di Baghdad
- Perjalanan Menimba Ilmu
- Bersama Syaikh Hammad Ad-Dabbas
- Meniti Jalan Ilahi
- Awal Kemasyhuran
- Keutamaan dan Karamah Sang Syaikh
- Kedua Telapak Kakiku ada di punggung setiap Wali A...
- Perihal Isteri Syaikh Abdul Qadir Al Jailani RA
- Perihal Gelar Syaikh Muhiyyudin
- Putera Terakhir Syaikh Abdul Qadir RA
- Syaikh Abdul Qadir dan Muridnya Yang miskin
- Penjudi itupun bertobat di hadapan sang Syaikh
- Kontemplasi / Khalwat ke tiga
- Dan Syaikhmu adalah Syaikh Abdul Qadir…
- HanyA 10 Dinar
- Para penghuni pegunungan Libanon
- Hai Fulan, kami menyerumu
- Bahkan perbuatan Allah mengalir dalam dirimu
- Masuknya setan melalui berulangnya kelezatan
- Betapa menakjubkan manusia
- Seorang pecinta bagaikan seekor burung
- Hijab telah disingkapkan, kekeruhan telah dihilangkan
- Makanan para wali adalah yang tidak dihasrati
- Buah apel dari alam Ghaib
- Hai Khidr, belum cukupkah perjumpaan kita yang per...
- Syaikh Abdul Qadir benar-benar merupakan kerugian ...
- Qutb para wali dan empu rahasia Ilahi
- Bukankah seluruh wali Allah selalu berkunjung ke mari
- Jika aku kehendak maka mereka tiada mempedulikan kita
- Dia adalah Rijal Al-Ghaib yang sedang berkelana
- Yang melayanimu itu adalah cahaya setan
- Mata para wali memandangimu dari tempat mereka mas...
- Para pecinta adalah para pemabuk yang tidak pernah...
- Menghindari makhluk karena cinta kepada Allah SWT ...
- Jika seorang wali meminumnya maka pikirannya akan ...
- / Kedekatan adalah memperpendek jarak dengan mempe...
- ف dalam الفقير adalah Fana
- Jika الله SWT ingin mengirimkan burung hijau untuk...
- BELIAU SELALU MELAKSANAKAN SHALAT SUBUH DENGAN WUD...
- Manakib Syaikh Abdul Qadir Al-Jailany
- makalah 5
- makalah 4
- makalah 3
- makalah 2
- makalah 1
- Mengapa Asyura Diperingati Tiap Tahun?
- Ksatria Karbala
- Pertemuan Imam Husain as Dengan Hur bin Yazid Arra...
- Karbala, Persinggahan Terakhir
- Pertemuan Imam Husain as Dengan Umar Bin Sa’ad
- Hari Tasyuâ
- Imam Husain as dan Para Pengikut Setianya
- Peristiwa Malam Asyura
- Perundingan Pertengahan Malam Asyura
- Penuntasan Hujjah
- Istighotsah Imam Husain as dan Taubat Hur
- Dimulainya Perang Tak Seimbang
- Banjir Darah Hari Asyura
- Musibah Hazrat Qasim as
- Musibah Hazrat Abu Fadhl Abbas as
- Penuntasan Hujjah Terakhir
- Perpisahan Terakhir
- Perjuangan Ksatria Karbala Seorang Diri
- Kesakralan Syahadah Imam Husain as.
- Dzuljanah Menjadi Tempat Ratapan
- Tragedi Karbala
- SAHWAT YANG HALUS
- Mengandalkan amal ibadah
- BUKTI TAWASUL NABI NUH KEPADA RASULULLAH SAWW
-
▼
Januari
(111)
0 komentar:
Posting Komentar