Rabu, 09 Desember 2009

Kasihan deh nafsu



foto291.jpg

Terkadang kita tidak tahu apakah kita sedang melayani-Nya atau sedang meni’mati keindahan rahmat-Nya. Perpaduan akal, ruh dan anggota badan lah yang membawa kita kepada pelayanan kepada-Nya (melaksanakan syari’ah). Ketika ketiga unsur (akal ruh dan fisik) bertawajuh kepada-Nya, ada keni’matan yang datang karena kita dalam keadaan pelayanan, dan rahmat Allah yang sangat halus dan lembut terus mengalir, sirr terus mengucapkan lafal Allah…Allah sambil bertawajuh . Kemudian nafsu ikut bergabung ingin andil menikmatikeindahan rahmat-Nya dan memang menjadi pembawaan nafsu, tabi’atnya adalah mendatang tempat-tempat kesenangan. Ada kelezatan di situ, maka ditariklah akal ke belakang agar tidak mengganggunya dalam menikmati hidangan Ilahi. Apabila akal kuat, ditolaklah kehadiran nafsu dan tidak diberi bagian sedikitpun meski hanya mencicipi hidangan Ilahi. Keadaan tetap dalam pelayanan dan bertawajuh. Kalimat Allah-Allah terus mengalir bersama aliran darah dan daging serta tulang sumsum. Hidangan Ilahi tetap di depan mata dan ni’matnya datang sendiri. Akan tetapi bila nafsu menguat dan terus memaksa sehingga akal mundur ke belakang, maka terhentilah pelayanan dan yang tinggal hanyalah keinginan berlezat-lezatan. Jadi tertipulah kita, tertipulah nafsu karena ketika kita hanya ingin berlezat-lezatan, secara tidak kita sadari ditariklah hidangan itu dari hadapan kita oleh yang Punya karena Ia tak rela rahmatNya dini’mati oleh musuh-Nya. Nafsu dan diri tetap termangu dikiranya hidangan Ilahiyah masih berada di depan mata padahal tanpa diketahui sesungguhnya ia telah pergi…..(Ashari)

Burung India

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008