Rabu, 30 Desember 2009

Risalah Al Muawwanah Fasal 6




Dan seharusnya bagi kamu memiliki amalan dzikir kepada Allah Ta’ala dengan ditentukan waktunya maupun bilangan jumlahnya (tentusaja dengan meminta amalan dari para Masayikh / para Ulama’) karena yang demikian ini untuk mendidik kedisiplinan. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya dzikir adalah termasuk rukun thariqao atau sesuatu yang harus dijalankan bagi orang yang hendak mendekatkan diri kepada Allah, dan dzikir adalah kunci pembuka hakikat dan merupakan pedang bagi murid. Sebagaimana yang dikatakan oleh ba’dhul ‘Aarifiin bahwasesungguhnya telah berfirman Allah, “Fadzkuruunii Adzkurkum” yang artinya, “maka ingatlah/berdzikirlah kamu semua kepada Ku niscaya Aku akan mengingatmu”. Dan allah telah berfirman, “FasdzkuruuLlaaha qiyaaman wa qu’uudan wa ‘alaa junuubikum” yang artinya, “maka ingat/berdzikirlah kamu sekalian kepada Allah ketika berdiri, dan duduk, dan ketika berbaring diatas punggungmu”.
Dan Allah Ta’ala juga berfirman, “Yaa ayyuhalladziina aamanuudzdzkuruLlaaha dzikran katsiira” yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, dziirlah kamu sekalian kepada Allah denagn dzikir yang banyak”.
Dan telah bersabda RasuluLlah SAW, yang artinya, ”Sesungguhnya Aku tergantung persangkaan hamba-ku kepada-Ku, dan Aku akan selalu bersamanya selama mereka menmgingat-Ku. Apabila ia mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku akan mengingatnya di dalam Diri-Ku. Jika ia menyebut-Ku di tempatnya, maka Aku akan menyebut-Nya di tempat-Ku lebih baik dari pada penyebutannya di tempatnya”.
Dan Nabi SAW telah bersabda, “Telah berfirman Allah Ta’ala, ‘Aku adalah teman duduk orang yang berdzikir kepada-Ku.”
Dan Nabi SAW juga telah bersabda, “Maukah kamu sekalian aku tunjukkan sebaik-baik amal kamu semua untuk Tuhanmu, dan lebih dapat mengangkat derajat kamu sekalian, dan yang lebih baik bagi kamu dari paad menginfaqkan emas dan perak dan lebih baik dari keadaan seandainya engkau berjumpa dengan musuh maka engkau memukul pundak mereka demikian juga mereka memukul pundakmu (perang fi sabiliLlah), ?” Maka mereka (para sahabat) menjawab, “Baik Yaa RasuluLlah”. Maka Nabi bersabda, ‘DzikruLlah yaitu dzikir kepada Allah”.
Dan dengan dzikir banyak sekali buah dan manfaatnya bagi orang yang bersungguh-sungguh mengamalkannya dengan adab dan hadirnya hati di hadapan Allah Ta’ala. Dan minimal buah hasil dari dzikir adalah rasa manis lezat yang dirasakan di dalam hati yang dapat mengalahkan segala sesuatu disekelilingnya misalnya kelezatan dunyawiyah. Sedang paling tinggi buah dari dzikir adalah apabila ia fana (hilanglah segala sesuatu) karena mengerasnya Yang di ingat yaitu Allah bahkan ia sendiri tidak fana / ingat akan dirinya sendiri -karena terkalahkan oleh Yang diingat/disebutnya. Dan juga fana/lenyap dari segala sesuatu selain Dia.
Dan barang siapa yang duduk dalam keadaan suci baik dari hadats maupun najis di tempat yang sunyi (khalwat) dengan menghadap kiblat menenangkan pandangan matanya, menundukkan kepalanya kemudian berdzikir kepada Allah dengan hati yang hadir ke hadapan Allah maka hatinya akan melihat dan merasakan bekasnya dzikir secara nyata. Dan apabila ia terus dalam keadan yang demikian maka nuurul qurbi / cahaya kedekatan akan menyiinarinya dan akan terbuka baginya asraarul ghaibi yaitu rahasia sesuatu yang ghaib. Dan seutama-utamanya dzikir dalah apabila terwujud bersama-sama antara dzikir hati dan lisan. Dan yang dimaksud dzikrul qalbi /dzikir hati adalah apabila bisa hadir ke dalah hati akan makna apa yang diucapkan oleh lisan. Seperti Taqdis dan tahmiid (Pemahasucian dan pemujian) kepada Allah ketika tasbih dan tahlil. Dan dzikir adalah wirid yang abadi / da’im maka berusahalah agar lisan senantiasa basah dengan sebab dzikir dalam keadaan apapun kecuali pada waktu yang tidak memungkinkannya untuk melaksanakan dzikir tersebut seperti ketika membaca Al-Qur’an dan tafakur. Dan jadikan ibadah yang demikian ini sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan janganlah terpancang dengan hanya satu macam dzikir saja akan tetapi sebaiknya memiliki amalan dzikir yang berfariasi.

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008