Namannya Abu Hafs Umar bin Maslamah Al-Hadad, wafat pada tahun 260 H/874 M. Berasal dari desa Kurdabaz sebuah jalan menuju Bukhara. Dia termasuk salah seorang imam dan Sayyid (bernasab sampai kepada رسول الله SAW).
Diantara mutiara hikmahnya :
1. Perbuatan dosa adalah pengantar kepada kekufuran sebagaimana demam sebagai pengantar kepada kematian.
2. Jika seorang murid senang mendengar saja, ketahuilah bahwa ia masih banyak membuang waktu.
3. Etika baik yang nampak merupakan suatu tanda kebaikan etika bathin.
4. Kemurahan hati dapat mendatangkan keinsyafan dan tidak butuh diinsyafkan.
5. Barang siapa yang tidak menimbang perbuatan dan kondisi dirinya dengan Al-Kitab dan As-sunah pada setiap waktu dan waspada pada kemunculan hati yang buruk maka janganlah dia digolongkan dalam catatan tokoh.
Ali AL-Hushri
Namanya adalah Abul Hasan Ali bin Ibrahim Al-Hushri Al-Bashri wafat pada tahun 371 H / 981 M. Bertempat tinggal di Baghdad. Dai sangat mengagumkan, nasihatnya sangat mempesona. Dia adalah guru besar di masanya dan semazhab dengan Dalf As-syibli.
Diantara mutiara hikmahnya adalah:
1. Orang-orang mengatakan, “Al-Hushri tidak pernah mengatakan perbuatan sunah, tetapi saya memiliki kebiasaan sejak muda jika saya meninggalkan satu reka’at saja pasti saya akan ditegur.
2. Barang siapa yang mengaku benar dalam satu hal, maka kebenaran itu harus diungkapkan dengan bukti-bukti kebenaran.
Sumnun bin Hamzah
Namanya Abul Hasan atau Abul Qasim Sumnun bin Hamzah wafat pada tahun 920 H / 903 M. Bersahabat dengan sariy As-Saqthi, dan Abu Ahmad Al-Qalanasi serta Muhammad bin Ali Al-Qashshab. Sumnun adalah orang yang pandai, kebanyakan nasihatnya adalah tentang kasih sayang / mahabbah disamping dia adalah seorang yang sangat mulia.
Abu Muhammad Al-Maghazili mengatakan “Di Baghdad ada seorang lelaki yang membagikan 40.000 dirham kepada fakir miskin. Sumnun yang melihatnya berkata kepadaku,”Wahai Abu Ahmad, tidakkah kamu melihat sedekah yang diinfakkan dan diamalkannya, sedangkan kita tidak melakukannya sedikitpun. Marilah kita pergi ke suatu tempat dan salat untuk satu dirhamnya dengan satu reka’at. Maka kamipun pergi bersama-sama ke Al-Madain. Di sana kami melakukan salat sebanyak 40.000 reka’at.
Said Al-Hirri
Namanya Abu Utsman Sa’id bin Ismail Al-Hirri wafat pada tahun 298 H / 910 M. Berasal dari Ar-Ray dan tinggal di Naisabur, bersahabat dengan Syaikh AL-Karmani dan yahya bin Muadz Ar-Razi. Dia datang ke Naisabur bersama Syaikh Al-Karmani dan tinggal di rumah Abu Hafs Al-Hadad serta belajar kepadanya, kemudian dinikahkan dengan puterinya. Dia hidup 30 tahun lebih setelah Abu Hafs.
Diantara muitara nasihatnya adalah :”Tidak sempurna iman seseorang sampai ia dapat menyeimbangkan empat hal di hatinya. Kebakhilan, kedermawanan, kemuliaan, kehinaan.
Diceritakan bahwa di dunia ada tiga orang besar yaitu Abu Utsman di Naisabur, Al-Junaid di Baghdad, dan Abu AbduLlah di Syam/Syiria.
Dia juga mengatakan, selama 40 tahun الله SWT tidak menempatkan aku pada suatu tempat / kedudukan kemudian aku tidak menyukainya. Dan tidak memindahkan ke kondisi lain kemudian aku membencinya”.
Sa’id Al-Hirri pernah menasihatkan bahwa bersama الله harus dengan adab yang baik, selalu takkut kepada-Mya, dan selalu merasa dilihat-Nya. Bersama رسول الله SAW harus mengikuti sunahya, dan memegang teguh zahirnya ilmu. Bersama wali الله harus dengan penghormatan dan berbakti, bersama keluarga harus dengan perangai yang baik. Bersama sahabat harus selalu berseri selama tidak dalam dosa. Bersama orang-orang bodoh harus dengan mendoakan mereka dan penuh kasih.
Dia juga menuturkan, “Barang siapa yang berbicara dan berbuat sesuai sunah maka sesungguhnya dia telah berbicara dengan bijaksana. Barang siapa yang berbuat dan berbicara dengan hawa nafsu maka ia telah berbicara dengan bid’ah.
الله SWT berfirman,
وان تطيعوه تهتدوا وما على الرسول الا البلاغ المبين
Jika engkau mentaatinya, maka engkau akan mendapatkan petunjuk, dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan hanya menyampaikan dengan terang. (An-Nur 54).
Umar Al Hadad
Namannya Abu Hafs Umar bin Maslamah Al-Hadad, wafat pada tahun 260 H/874 M. Berasal dari desa Kurdabaz sebuah jalan menuju Bukhara. Dia termasuk salah seorang imam dan Sayyid (bernasab sampai kepada رسول الله SAW).
Diantara mutiara hikmahnya :
1. Perbuatan dosa adalah pengantar kepada kekufuran sebagaimana demam sebagai pengantar kepada kematian.
2. Jika seorang murid senang mendengar saja, ketahuilah bahwa ia masih banyak membuang waktu.
3. Etika baik yang nampak merupakan suatu tanda kebaikan etika bathin.
4. Kemurahan hati dapat mendatangkan keinsyafan dan tidak butuh diinsyafkan.
5. Barang siapa yang tidak menimbang perbuatan dan kondisi dirinya dengan Al-Kitab dan As-sunah pada setiap waktu dan waspada pada kemunculan hati yang buruk maka janganlah dia digolongkan dalam catatan tokoh.
Ali AL-Hushri
Namanya adalah Abul Hasan Ali bin Ibrahim Al-Hushri Al-Bashri wafat pada tahun 371 H / 981 M. Bertempat tinggal di Baghdad. Dai sangat mengagumkan, nasihatnya sangat mempesona. Dia adalah guru besar di masanya dan semazhab dengan Dalf As-syibli.
Diantara mutiara hikmahnya adalah:
1. Orang-orang mengatakan, “Al-Hushri tidak pernah mengatakan perbuatan sunah, tetapi saya memiliki kebiasaan sejak muda jika saya meninggalkan satu reka’at saja pasti saya akan ditegur.
2. Barang siapa yang mengaku benar dalam satu hal, maka kebenaran itu harus diungkapkan dengan bukti-bukti kebenaran.
Sumnun bin Hamzah
Namanya Abul Hasan atau Abul Qasim Sumnun bin Hamzah wafat pada tahun 920 H / 903 M. Bersahabat dengan sariy As-Saqthi, dan Abu Ahmad Al-Qalanasi serta Muhammad bin Ali Al-Qashshab. Sumnun adalah orang yang pandai, kebanyakan nasihatnya adalah tentang kasih sayang / mahabbah disamping dia adalah seorang yang sangat mulia.
Abu Muhammad Al-Maghazili mengatakan “Di Baghdad ada seorang lelaki yang membagikan 40.000 dirham kepada fakir miskin. Sumnun yang melihatnya berkata kepadaku,”Wahai Abu Ahmad, tidakkah kamu melihat sedekah yang diinfakkan dan diamalkannya, sedangkan kita tidak melakukannya sedikitpun. Marilah kita pergi ke suatu tempat dan salat untuk satu dirhamnya dengan satu reka’at. Maka kamipun pergi bersama-sama ke Al-Madain. Di sana kami melakukan salat sebanyak 40.000 reka’at.
Said Al-Hirri
Namanya Abu Utsman Sa’id bin Ismail Al-Hirri wafat pada tahun 298 H / 910 M. Berasal dari Ar-Ray dan tinggal di Naisabur, bersahabat dengan Syaikh AL-Karmani dan yahya bin Muadz Ar-Razi. Dia datang ke Naisabur bersama Syaikh Al-Karmani dan tinggal di rumah Abu Hafs Al-Hadad serta belajar kepadanya, kemudian dinikahkan dengan puterinya. Dia hidup 30 tahun lebih setelah Abu Hafs.
Diantara muitara nasihatnya adalah :”Tidak sempurna iman seseorang sampai ia dapat menyeimbangkan empat hal di hatinya. Kebakhilan, kedermawanan, kemuliaan, kehinaan.
Diceritakan bahwa di dunia ada tiga orang besar yaitu Abu Utsman di Naisabur, Al-Junaid di Baghdad, dan Abu AbduLlah di Syam/Syiria.
Dia juga mengatakan, selama 40 tahun الله SWT tidak menempatkan aku pada suatu tempat / kedudukan kemudian aku tidak menyukainya. Dan tidak memindahkan ke kondisi lain kemudian aku membencinya”.
Sa’id Al-Hirri pernah menasihatkan bahwa bersama الله harus dengan adab yang baik, selalu takkut kepada-Mya, dan selalu merasa dilihat-Nya. Bersama رسول الله SAW harus mengikuti sunahya, dan memegang teguh zahirnya ilmu. Bersama wali الله harus dengan penghormatan dan berbakti, bersama keluarga harus dengan perangai yang baik. Bersama sahabat harus selalu berseri selama tidak dalam dosa. Bersama orang-orang bodoh harus dengan mendoakan mereka dan penuh kasih.
Dia juga menuturkan, “Barang siapa yang berbicara dan berbuat sesuai sunah maka sesungguhnya dia telah berbicara dengan bijaksana. Barang siapa yang berbuat dan berbicara dengan hawa nafsu maka ia telah berbicara dengan bid’ah.
الله SWT berfirman,
وان تطيعوه تهتدوا وما على الرسول الا البلاغ المبين
Jika engkau mentaatinya, maka engkau akan mendapatkan petunjuk, dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan hanya menyampaikan dengan terang. (An-Nur 54).
Umar Al Hadad
Namannya Abu Hafs Umar bin Maslamah Al-Hadad, wafat pada tahun 260 H/874 M. Berasal dari desa Kurdabaz sebuah jalan menuju Bukhara. Dia termasuk salah seorang imam dan Sayyid (bernasab sampai kepada رسول الله SAW).
Diantara mutiara hikmahnya :
1. Perbuatan dosa adalah pengantar kepada kekufuran sebagaimana demam sebagai pengantar kepada kematian.
2. Jika seorang murid senang mendengar saja, ketahuilah bahwa ia masih banyak membuang waktu.
3. Etika baik yang nampak merupakan suatu tanda kebaikan etika bathin.
4. Kemurahan hati dapat mendatangkan keinsyafan dan tidak butuh diinsyafkan.
5. Barang siapa yang tidak menimbang perbuatan dan kondisi dirinya dengan Al-Kitab dan As-sunah pada setiap waktu dan waspada pada kemunculan hati yang buruk maka janganlah dia digolongkan dalam catatan tokoh.
Ali AL-Hushri
Namanya adalah Abul Hasan Ali bin Ibrahim Al-Hushri Al-Bashri wafat pada tahun 371 H / 981 M. Bertempat tinggal di Baghdad. Dai sangat mengagumkan, nasihatnya sangat mempesona. Dia adalah guru besar di masanya dan semazhab dengan Dalf As-syibli.
Diantara mutiara hikmahnya adalah:
1. Orang-orang mengatakan, “Al-Hushri tidak pernah mengatakan perbuatan sunah, tetapi saya memiliki kebiasaan sejak muda jika saya meninggalkan satu reka’at saja pasti saya akan ditegur.
2. Barang siapa yang mengaku benar dalam satu hal, maka kebenaran itu harus diungkapkan dengan bukti-bukti kebenaran.
Sumnun bin Hamzah
Namanya Abul Hasan atau Abul Qasim Sumnun bin Hamzah wafat pada tahun 920 H / 903 M. Bersahabat dengan sariy As-Saqthi, dan Abu Ahmad Al-Qalanasi serta Muhammad bin Ali Al-Qashshab. Sumnun adalah orang yang pandai, kebanyakan nasihatnya adalah tentang kasih sayang / mahabbah disamping dia adalah seorang yang sangat mulia.
Abu Muhammad Al-Maghazili mengatakan “Di Baghdad ada seorang lelaki yang membagikan 40.000 dirham kepada fakir miskin. Sumnun yang melihatnya berkata kepadaku,”Wahai Abu Ahmad, tidakkah kamu melihat sedekah yang diinfakkan dan diamalkannya, sedangkan kita tidak melakukannya sedikitpun. Marilah kita pergi ke suatu tempat dan salat untuk satu dirhamnya dengan satu reka’at. Maka kamipun pergi bersama-sama ke Al-Madain. Di sana kami melakukan salat sebanyak 40.000 reka’at.
Said Al-Hirri
Namanya Abu Utsman Sa’id bin Ismail Al-Hirri wafat pada tahun 298 H / 910 M. Berasal dari Ar-Ray dan tinggal di Naisabur, bersahabat dengan Syaikh AL-Karmani dan yahya bin Muadz Ar-Razi. Dia datang ke Naisabur bersama Syaikh Al-Karmani dan tinggal di rumah Abu Hafs Al-Hadad serta belajar kepadanya, kemudian dinikahkan dengan puterinya. Dia hidup 30 tahun lebih setelah Abu Hafs.
Diantara muitara nasihatnya adalah :”Tidak sempurna iman seseorang sampai ia dapat menyeimbangkan empat hal di hatinya. Kebakhilan, kedermawanan, kemuliaan, kehinaan.
Diceritakan bahwa di dunia ada tiga orang besar yaitu Abu Utsman di Naisabur, Al-Junaid di Baghdad, dan Abu AbduLlah di Syam/Syiria.
Dia juga mengatakan, selama 40 tahun الله SWT tidak menempatkan aku pada suatu tempat / kedudukan kemudian aku tidak menyukainya. Dan tidak memindahkan ke kondisi lain kemudian aku membencinya”.
Sa’id Al-Hirri pernah menasihatkan bahwa bersama الله harus dengan adab yang baik, selalu takkut kepada-Mya, dan selalu merasa dilihat-Nya. Bersama رسول الله SAW harus mengikuti sunahya, dan memegang teguh zahirnya ilmu. Bersama wali الله harus dengan penghormatan dan berbakti, bersama keluarga harus dengan perangai yang baik. Bersama sahabat harus selalu berseri selama tidak dalam dosa. Bersama orang-orang bodoh harus dengan mendoakan mereka dan penuh kasih.
Dia juga menuturkan, “Barang siapa yang berbicara dan berbuat sesuai sunah maka sesungguhnya dia telah berbicara dengan bijaksana. Barang siapa yang berbuat dan berbicara dengan hawa nafsu maka ia telah berbicara dengan bid’ah.
الله SWT berfirman,
وان تطيعوه تهتدوا وما على الرسول الا البلاغ المبين
Jika engkau mentaatinya, maka engkau akan mendapatkan petunjuk, dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan hanya menyampaikan dengan terang. (An-Nur 54).
0 komentar:
Posting Komentar