Kamis, 19 November 2009

Tiada doa yang tertolak


لاتكن تأخر امد العطاء مع الالحاح فى الدعاء موجبا ليأسك فهو ضمن لك الاجابة فيما يختار لك لافيما تختار لنفسك, فى الوقت الذى يريد لافي الوقت الذى تريد
JANGANLAH KARANA KELAMBATAN MASA PEMBERIAN TUHAN KEPADA KAMU, PADAHAL KAMU TELAH BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM BERDOA, MEMBUAT KAMU BERPUTUS ASA, SEBAB الله MENJAMIN UNTUK MENERIMA SEMUA DOA, MENURUT APA YANG DIPILIH-NYA UNTUK KAMU, TIDAK MENURUT KEHENDAK KAMU, DAN PADA WAKTU YANG DITENTUKAN-NYA, TIDAK PADA WAKTU YANG KAMU TENTUKAN.
Hukum yang berlaku bagi seorang hamba adalah jika ia tidak menentukan pilihan untuk dirinya dan tidak menentukan suatu keadaan dari beberapa keadaan yang ia anggap baik bagi dirinya di hadapan Tuhannya, karena pada hakekatnya ia sama sekali tidak mengetahui apa yang baik bagi dirinya di hadapan Tuhannya. Terkadang ia membenci sesuatu padahal itu baik baginya. Dan terkadang ia mencintai sesuatu padahal itu buruk baginya.
Telah berkata Sayyidy Syaikh Aby’l Hasan Asy-Syadzily RA , “Janganlah engkau memilih sesuatu dalam hal urusanmu, dan memilihlah untuk tidak memilih. Dan larilah dari pilihan itu dan dari larimu dari pilihan itu kepada الله Azza WaJalla. Dan Tuhanmu telah menciptakan segala sesuatu dan memilihnya.
Telah datang seseorang menghadap Syaikh Abu’l Abbas Al-Mursy RA dan pada saat itu beliau sedang mengalami kesakitan. Maka berkatalah orang tersebut, “Semoga الله menyembuhkanmu wahai tuanku.” Namun Syaikh Abu’l Abbas hanya diam saja dan tidak menjawab. Kemudian untuk beberapa saat orang itu diam. Kemudian orang itu berkata lagi, “Semoga الله memberikan kesentosaan kepada engkau wahai tuanku”. Maka berkatalah Syaikh Abu’l Abbas, ‘Adapun engkau memintakan kepadaku sesentosaan, sesungguhnya aku telah memintanya. Dan keadaan apa yang ada padaku sekarang ini adalah termasuk kesentosaan. Demikianlah RasuluLlah SAW telah meminta keselamatan kepada الله Ta’ala kemudian beliaupun mengalami cedera pada perang khaibar. Dan Sayyidina abu Bakar Ash-Shiddiq RA telah meminta keselamatan kepada الله Ta’ala dan sesudah itu beliau meninggal karena diracun. Dan Sayyidina ‘Umar RA telah meminta keselamatan kepada الله Ta’ala dan setelah itu beliau meninggal karena Tha’un. Dan Sayyidina Utsman RA telah meminta kepada الله Ta’ala keselamatan, namun setelah itu beliau meninggal dalam keadaan tersembelih. Dan Sayyidina ‘Aly RA telah memohon kepada الله Ta’ala keselamatan, dan setelah itu beliau meninggal karena dibunuh. Apabila engkau memohon kepada الله Ta’ala kesentosaan, maka memohonlah kepadanya sekiranya menurut-Nya itu adalah kesentosaan bagimu.
Maka wajib bagi seorang hamba untuk menyerahkan dirinya kepada Tuhannya dengan anggapan bahwa semua kebaikan adalah apa yang dipilihkan untuknya meskipun terkadang pilihan itu tidak sesuai dengan kehendak diri dan hawa nafsunya. Oleh karena itu apabila ia meminta sesuatu yang baik kepada الله Ta’ala maka ia yakin bahwa doanya pasti terijabah. Sebagaimana firman الله Ta’ala,”Telah berkata Tuhanmu, ‘Mintalah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan untukmu’”. Dan telah berfirman pula الله Ta’ala, “Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka katakanlah sesungguhnya Aku itu dekat, Aku mengabulkan permintaan orang yang berdoa apabila ia berdoa
Hadits diriwayatkan dari sahabat Jabir RA berkata, “Aku mendengar RasuluLlah SAW bersabda, ‘Tiada seorang hamba yang berdoa kepada الله Ta’ala melainkan الله Ta’ala memberikan apa yang ia minta, atau dihindarkan dari kejahatan yang sebanding dengan permintaan itu selagi ia tidak meminta suatu perbuatan dosa atau memutuskan silaturahmi”.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik dari RasuluLlah SAW beliau bersabda, “Tiada seorang pun yang berdoa melainkan di kabulkan, atau dihindarkan dari keburukan yang sepadan dengan doanya atau dihilangkan dosanya yang nilainya sepadan dengan apa yang ia minta selagi tidak meminta keburukan atau memutuskan silaturahmi”.
Dengan demikian, terkabulnya doa adalah suatu yang pasti bagi setiap pendo’a sebagaimana janji الله Ta’ala. Adapun bentuknya adalah terserah الله Ta’ala demikian pula waktu keterkabulannya. Dan terkadang tercegahnya pemberian dan tertundanya pemberian adalah merupakan bentuk ijabah dari الله Ta’ala bagi orang yang faham terhadap الله Ta’ala. Maka jadilah hamba itu tidak berputus asa dari kemurahan الله Ta’ala. Apabila ia melihat pencegahan dari الله atau tertundanya pemberian meskipun ia telah bersungguh-sungguh dalam berdoa maka terkadang pemberian itu ditunda untuk diberikan di akhirat kelak dan itu lebih baik baginya. Dan telah datang penjelasan dalam khabar bahwa seorang hamba dibangkitkan pada hari kiyamat kemudian الله Ta’ala berfirman kepadanya, Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu untuk menyampaikan semua hajatmu kepada-Ku ?” maka hamba itu menjawab “Ya, aku telah menyerahkan segala permohonanku kepada-Mu”. Maka berfirmanlah الله Ta’ala, “Tiada sesuatupun yang engkau minta melainkan Aku Ijabah untukmu. Akan tetapi Aku berikan sebagian ketika di dunia dan sebagian lagi tidak aku berikan di dunia namun Aku simpan untukmu di akhirat. Maka sekarang ambilah…..” sehingga hamba itu berkata, “Aduhai seandainya tidak diberikan kepadaku di dunia semua permintaanku”.
Dan sungguh telah datang penjelasan dari RasuluLlah SAW tentang arti cegahan الله dari keterkabulan dengan segera di dalam doa dalam sabda beliau SAW, “Akan di ijabah bagi kamu sekalian selagi tidak tergesa-gesa dan ia berkata aku telah berdo’a akan tetapi tidak di ijabah.”
Telah berdoa Musa dan Harun AS atas kekejaman fir’aun ketika mereka berdoa”. Wahai Tuhanku, hancurkanlah harta benda mereka, dan tutuplah hati mereka sehingga mereka tidak akan beriman kepada-Mu hingga mereka melihat adzab yang pedih”. Kemudian الله Ta’ala memberitahu kepada mereka berdua bahwa الله Ta’ala telah mengabulkan doanya dengan firman-Nya,”Sungguh telah Aku kabulkan doa kamu berdua maka beriastiqamahlah kalian berdua dan janganlah engkau ikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui”. Mereka (para ulama) berkata bahwa waktu antara firman الله Ta’ala Sungguh telah Aku kabulkan... dengan binasanya fir’aun adalah 40 tahun.
Telah berkaa Sayyid Aby’l Hasan Asy-Syadzily RA tentang firman الله Ta’ala “Dan beristiqamahlah kamu berduaartinya adalah jangan tergesa-gesa atas apa yang engkau pinta dan janganlah engkau ikuti jalan orang yang tidak mengetahui. Mereka itu adalah orang yang tergesa-gesa di dalam doa. Dan yang demikian ini dapat menghalangimu dari mendapatkan kemuliaan dan pahala dari الله Ta’ala dari sebab terus menerusnya berdoa seperti mahabbah kepada الله Ta’ala dan ridha kepada-Nya. Dan sungguh telah diriwayatkan dari RasuluLlah SAW bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya الله Ta’ala mencintai orang yang bersungguh-sungguh di dalam doanya. dan telah datang penjelasan di dalam hadits, bahwa JIbril AS berkata, “Wahai Tuhanku hamba-Mu Fulan telah berdoa maka kabulkanlah doanya. Maka berfirman الله Ta’ala, “Biarkanlah ia, sesungguhnya Aku sengang mendengarkan suara doanya”. Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik RA dari RasuliLlah SAW. Dan sesuai dengan kondisi ini adalah penjelasan bahwa sebagian manusia ada yang disegerakan الله Ta’ala dalam mendapatkan apa yang ia pinta karena الله Ta’ala membenci suaranya ketika berdoa.
Telah berkata Abu Muhammad Abdul Aziz Al-Mahdawy RA, “Barang siapa yang di dalam doanya tidak meninggalkan pilihannya dan tidak ridho dengan pilihan tuhannya, maka pada hakekatnya itu adalah istidraj dan ia termasuk orang yang telah dikatakan, “Penuhilah hajatnya karena Aku tidak suka mendengarkan suaranya”. Akan tetapi apabila di dalam doanya disertai berserah diri dengan pilihan الله Ta’ala bukan pilihan hawa nafsunya maka sesungguhnya ia telah terijabah meskipun ia belum diberi.


Sumber : Kitab Syarah al-Hikam
Jika berkenan silahkan mengcopy untuk di upload dengan mencantumkan/membuat link ke www.manakib.wordpress.com

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008