Minggu, 22 November 2009

Amal dhahir selamanya mengikuti keadaan bathin



Bermacam-macam amal (yang dilakukan hamba Allah) disebabkan berbeda-bedanya warid (kondisi/suasana hati yang diberikan Allah kepada hambanya).
Yang dimaksud warid adalah keadaan atau suasana hati yang mendorong kepada melakukan amal perbuatan. Dan terkadang disebut pula hal demikian ini dengan istilah al-haal. Terkadang kita melihat ada seorang murid rajin mengerjakan shalat, dan sebagian lainnya sibuk dengan mengerjakan puasa, yang demikian ini karena warid dari Allah menarik orang untuk condong mengerjakan sesuatu amal tertentu. Oleh karena itu diutamakan bagi setiap orang untuk beramal sesuai dengan warid atau feeling yang datang ke dalam hati mereka, pabila ia tidak mendapatkan bimbingan dari Syaikh atau guru spiritual yang membimbingnya. Akan tetapi apabila ia dibawah bimbingan syaikh, maka janganlah ia menyibukkan diri terhadap sesuatu amalan apapun tanpa izin dan restu syaikhnya.
Dan kesimpulan dari semua ini adalah bahwa berbeda-beda amal yang dilakukan oleh para murid yang shidiq semua itu tumbuh dari adanya perbedaan warid yang datang di dalam hati mereka. Maka sudah seharusnya mereka melakukan amal yang sesuai dengan warid yang datang kepada mereka dengan syarat sebagaimana yang disebutkan di atas, dan tidak melakukan amal yang tidak sesuai dengan warid yang datang kepada mereka.
Selanjutnya dapat dikatakan pula bahwa yang dimaksud warid adalah keadaan yang datang di dalam hati dari beberapa macam ma’arif Rabbaniyah (pengetahuan hal ketuhanan) dan asrar ruhaniyah (rahasia ruhani) yang menyebabkan hati merasakan beberapa keadaan yang mendorong melakukan amal yang baik. Diantara warid ada yang menyebabkan haibah dan ada pula warid yang menyebabkan hati merasa selalu mengalir bersama taqdir Allah, dan sebagian lagi warid yang menyebabkan al-qabdu (hati tergenggam oleh taqdir Allah) sehingga hati menjadi sempit dan tidak berdaya di bawah genggaman kekuasaan Ilahi, sebagian lagi ada pulan warid yang menyebabkan al-basthu (kelapangan dan keluasan hati, sehingga hati merasakan kepuasan, kebebasan dan kemerdekaan yang hakiki) dan lain sebagainya dari bermacam-macam ahwal / keadaan. Dan karena warid yang bermacam-macam, maka amal yang bersesuaian dengan warid tersebut juga berbeda-beda pula. Dan amal dhahiriyah selamanya selalu mengikuti kondisi keadaan bathiniyah hati.

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008