Selasa, 26 Oktober 2010

Risalah Al Muawwanah 27


          Dan wajib bagi kamu memberi nasihat kepada setiap orang islam, dan klimaknya adalah engkau tidak menyembunyikan sesuatu yang engkau lihat, dan mengutarakannya tentang apa yang menjadikan mereka menjadi baik dan menjadi keselamatan bagi mereka sehingga mereka terhindar dari keburukan.
Telah bersabda RasuluLloh SAWW  :
 الدين نصيحة 
Agama adalah nasihat”.
Dan termasuk sebagian dari nasihat adalah kesamaan sikapmu terhadap mereka ketika mereka ada maupun ketika mereka tidak ada, dan engkau tidak memperlihatkan kepadanya kasih sayang dengan lisanmu lebih dari apa yang tersembunyi di dalam hatimu. Dan diantara nasihat kepada muslim adalah jika engkau diajak bermusyawarah tentang sesuatu hal dan engkau melihat bahwa yang baik itu ada pada sesuatu yang bertentangan dengan kecondongan hati mereka, maka engkau memilih apa yang baik dan tidak memilih apa yang menjadi kecondongan hati mereka.
Dan termasuk hal yang bertentangan dengan penasihatan kepada orang islam adalah adanya rasa dengki terhadap orang islam atas apa yang Alloh berikan kepada mereka dari beberapa keni’matan dan kelebihan. Dan asal dari sifat dengki adalah keberatan hatimu atas ni’mat Alloh yang diberikan kepada hamba-Nya baik itu dalam hal urusan dunia maupun urusan agama. Dan klimak dari dengki adalah engkau berangan-angan hilangnya ni’mat darinya. Telah datang penjelasan di dalam hadits bahwa dengki itu dapat membakar kebaikan sebagaimana api yang membakar kayu. Dan dengki itu berseberangan dengan kehendak Alloh SWT di dalam kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya, dan seakan-akan orang yang dengki itu berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah meletakkan ni’mat bukan pada tempatnya”.
Dan tidak menjadi bahaya dengan memendam keinginan atas ni’mat yang Alloh berikan kepada hamba-Nya kemudian ia bersungguh-sungguh meminta kemurahan-Nya.
Dan wajib bagi kamu apabila engkau dipuji oleh seseorang dan engkau dapati hatimu tidak menginginkan pujian itu, kemudian orang tersebut tetap memujimu atas kebaikan yang ada di dalam dirimu, maka ucapkanlah :

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِى أظْهَرَ الْجَمِيْل وَسَتَرَ الْقَبِيْح
Segala puji bagi Alloh yang telah menampakkan kebaikan dan menutup keburukan.
Dan apabila terlontar pujian kepadamu sementara engkau tahu bahwa engkau tidaklah demikian seperti apa yang mereka pujikan, maka ucapkanlah sebagaimana sebagian ulama salaf berdoa :

اللهمَّ لأ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ وَاغْفِرْ لِى ماَ يَعْلَمُوْنَ وَاجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْن
Yaa Alloh, jangan engkau hukum aku atas apa yang mereka ucapkan, dan ampunilah aku atas apa yang tidak mereka ketahui, dan jadikanlah kebaikan bagiku atas apa yang mereka sangkakan.
Adapun dirimu, maka janganlah mengeluarkan pujian kepada seseorang kecuali engkau mengetahui bahwa dengan pujian itu akan menjadikan kebaikannya bertambah. atau karena pujian yang engkau ucapkan itu sebagai penghormatan kepada mereka karena kelebihan mereka, yang mungkin tidak engkau ketahui. Maka pujianmu atas mereka adalah untuk mengetahui kelebihan dan keutamaan mereka dengan syarat hatimu bersih dari dusta dan menjaga dari tergelincirnya orang yang dipuji.
Dan wajib bagi kamu apabila ingin memberikan nasihat kepada seseorang, maka jika memungkinkan sampaikanlah dengan cara yang halus dan perkataan yang lembut dan menghindari dengan mempergunakan perkataan yang jelas dan kasar selama masih memungkinkan ucapan yang lembut tadi dapat difahami. Kemudian apabila orang yang dinasihati tersebut mencari informasi tentang siapa yang memberitahu kepada kita perihal dirinya, maka simpanlah dan jangan diberitahukan agar tidak terjadi permusuhan antara dia dengan orang lain. Dan apabila dia mahu menerima nasihat itu, maka memujilah Alloh dan bersyukur kepada-Nya. Dan apabila nasihat kita tidak diterima, maka kembalilah kepada meneliti diri dan hawa nafsumu, dengan mencaci maki diri sendiri.

Dan apabila kamu diberi amanat oleh seseorang maka jagalah amanat itu dengan lebih bersungguh-sungguh dibanding jika engkau menjaga harta yang menjadi  milikmu sendiri
Dan wajib bagi kamu menyampaikan amanah dan takutlah kamu daripada berbuat khianat.
Sungguh telah bersabda RasuluLloh SAWW :
لا ايمان لمن لا أمانة له
Tiada iman seseorang yang tidak memiliki sifat amanah.

Dan wajib bagi kamu untuk berkata jujur / benar dalam ucapan dan menepati janjimu karena mengingkari janji adalah termasuk tanda-tanda sifat nifaq.
Diterangkan di dalam hadits :
Tanda-tanda nifaq itu ada tiga, apabila berbicara berdusta, apabila berjanji dia ingkar, apabila diberi amanat dia berkhianat.
Dan wajib bagi kamu waspada dari sifat riya’ dan suka berdebat karena dua hal tersebut dapat mengeraskan hati dan dapat melahirkan permusuhan. Dan apabila engkau di debat seseorang dan apa yang ia sampaikan itu benar, maka wajib bagi kamu menerima kebenaran itu darinya karena kebenaran itu lebih berhak untuk diikuti. Atau jika yang disampaikan itu hal yang bathil maka wajib bagimu untuk berpaling darinya, karena yang demikian itu adalah kebodohan. Alloh SWT telah berfirman
واعرض عن الجاهلين
Dan berpalinglah kamu dari orang-orang yang bodoh

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008