Alloh berfirman :
قل انّماحرّم ربّي الفواحش ما ظهر وما بطن
“Katakanlah , Tuhanku mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak ataupun yang tersembunyi”. (QS Al-A’raf 33)
RasuluLlah SAWW bersabda :
ما احد اغير من الله تعالى ومن غيرته حرّم الفواحش ما ظهر منها وما بطن
“Tiadalah seseorang yang lebih cemburu dari Alloh. Termasuk kecemburuannya adalah mengharamkan perbuatan yang keji baik yang tampak maupun yang tersembunyi”.
Sabda Beliau yang lain :
انّ الله يُغار وإنّ المؤمنين يغار وغيرة الله تعالى أن يأتي العبد المؤمن ما حرّم الله تعالى عليه
“sesungguhnya Alloh cemburu dan orang mukmin cemburu. Kecemburuan Alloh adalah jika seorang hamba yang beriman melakukan perbuatan yang diharamkan Alloh Ta’ala”.
Ustadz Syaikh Abu Ali Ad-Daqaq berkata, “Cemburu adalah kebencian terhadap keikut sertaan orang lain”. Jika Alloh telah cemburu artinya Alloh tidak rela keikut sertaan selain-Nya yang berhak ditaati hamba-Nya. Diceritakan dari Sariy As-Saqthi bahwa pernah dibacakan sebuah ayat di hadapannya :
وإذا قرأت القرآن جعلنا بينك وبين الذين لا يؤمنون بألاخرت حجابا مستوراً
“Dan paabila kamu membaca Al-Qur’an, niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup”. (QS Al-Isra 45)
Kata sarry kepada sahabat-sahabatnya, “Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan dinding itu ?” Dinding penutup adalah cemburu. Tiada seorangpun yang lebih cemburu daripada Alloh”. Adapun yang dimaksud Sariy dalam ucapannya, “dinding penutup ini adalah cemburu”, adalah Alloh tidak menjadikan orang-orang kafir mengetahui kebenaran agama”.
Ustadz Abu Ali Ad-Daqaq berkata, “sesungguhnya orang-orang yang malas beribadah adalah mereka yang mengikat kebenaran di bawah kaki mereka seperrti orang yang hina, sehingga mereka lebih suka menjauh dari Alloh dan Alloh menjadikan mereka menunda-nunda ibadahnya. Mereka menjadi terlambat dalam hal ini mereka seolah-olah mengatakan :
Aku adalah orang yang jatuh cinta
Pada orang yang aku cintai
Akan tetapi keburukan menghalangiku
Dari memandang orang yang saya cintai
Dalam hal ini mereka juga mengatakan,”Bagi orang sakit yang tidak dikunjungi bagaikan orang yang mengininkan akan tetapi tidak terbalaskan keinginannya”.
Al-Abbas Al-Zauzani berkata,”Saya memiliki suatu awal kebaikan. Saya tahu berapa jarak yang akan saya tempuh untuk mencapai tujuan keselamatan yang saya inginkan. Disuatu malam saya melihat dalam mimpi melihat saya tergelincir dari lereng yang tinggi, lalu saya ingin sekali sampai ke puncak. Saya sangat sedih sekali, kemudian saya terbangun. Saya mendengar seseorang berkata, “Wahai Abbas, Alloh belum menghendakimu sampai kepada sesuatu yang kamu ingini, namun Alloh membuka Al-Hikmah dari lisanmu”. Kata Al-Abbas “Lalu di pagi harinya saya diilhami beberapa kalimat Al-Hikmah”.
Ustadz Abu Ali Ad-Daqaq berkata, “Seorang Syaikh memiliki kondisi dan waktu tesendiri bersama Alloh sehingga ia tidak tampak seaat di tengah-tengah orang fakir, kemudian setelah itu ia tampak tidak seperti pada waktu itu”. Hal itu ditanyakan kemudian dijawab, “Ah, sesungguhnya tabir telah menutupinya”.
Ustadz Abu Ali jika di tengah-tengah majlisnya terjadi sesuatu yang mengganggu hati para jama’ah, ia mengatakan, “Ini adalah termasuk kecemburuan Alloh, Dia menginginkkan cerahnya waktu ini tidak dilalui bersama mereka”.
Dia ingin mendatangi kita
Sehingga ketika melihat suatu cermin kecantikan wajahnya
Meka dia menghalanginya untuk mendatanginya
Sebagian ulama shufi ditanya, “Apakah kamu ingin melihatnya ?”
“Tidak”.
Kenapa?”
Saya mensucikan kecantikan itu dari pandangan orang sepertiku”
Sesungguhnya saya hasud
Terhadap kedua pandangan mataku terhadapmu
Sehingga kupejamkan mataku
Jika aku melihatmu
Saya melihatmu berlenggang penuh keindahan
Yang membuatku tertarik
Sehingga saya cemburu kepdamu
Karena keindahanmu
Dalf Asy-Syibli pernah ditanya.”Kapan kamu beristirahat ?”
“Jika saya tidak melihat orang yang mengingatnya” jawabnya.
Ustadz Abu Ali Ad-Daqaq pernah menyampaikan sabda Nabi SAWW tentang tabiat beliau kepada seorang pasukan berkuda dari suku badui yang mengundurkan diri, lalu beliau mengijinkannya.
“Semoga Alloh memanjangkan usiamu,” kata Baduwi, “dari suku manakah kamu?”
Seseorang dari Quraisy” jawab Nabi SAWW.
Para sahabat yang mendengar menjadi marah dan langsung menghardiknya, “Celakalah kamu sampai kamu tidak tahu Nabimu”
Menurut Ustadz Abu Ali Ad-Daqaq jawaban Rasul yang berbunyi “Seseorang dari Quraisy” adalah suatu gambaran tentang kecemburuan. Jika tidak, maka bagi setiap muslim wajib mengetahui RasuluLloh SAWW. Alloh kemudian menjadikan lisan para sahabat untuk memperkenalkan Beliau kepada orang baduwi. Sementara menurut sebagian ulama, cemburu adalah termasuk sifat sufi pemula. Sesunguhnya orang yang mengesakan tidak dapat menyaksikan kecemburuan dan tidak punya pilihan lain dan juga tidak bertindak sesuka hatinya dalam kekuasaan. Akan tetapi, urusan-urusan Alloh lah yang paling utama dalam memutuskan semua yang diputuskan.
Sa’id bin Salam Al-Maghribi berkata, “Cemburu itu perbuatan orang-orang yang belum mantap tauhidnya, adapun orang-orang yang ahli hakikat, tidak “
Dalf Asy-Syibli berkata, “Cemburu ada dua, kecemburuan manusia kepada yang lain dan kecemburuan Tuhan kepada hati memberi tenaga pada manusia untuk tidak peduli pada selain Alloh”. Lebih jelasnya dapat difahami pada keterangan berikut ini : Cemburu itu ada dua, kecemburuan Alloh pada haba yang mengandung makna mengajak manusia untuk tidak menjadikan makhluk sebagai sekutu-Nya sehingga ia menninggalkan-Nya. Kecemburuan hamba karena Alloh mengandung pengertian tentang seorang hamba yang tidak melakukan apa saja selain karena Alloh. Dengan demikian cemburu pada Alloh adalah suatu kebodohan, atau bisa saja menjadikannya meninggalkan agama. Sedangkan cemburu karena Alloh bisa menjadikannya megagungkan hak-hak Alloh dan membersihkan perbuatan untuk ditujukan semata-mata karena Alloh. Dan ketahuilah bahwa termasuk sunatuLloh kepada para Wali-Nya adalah bahwa jika mereka berada pada selain Alloh, cenderung pada selain-Nya, maka Alloh akan mengacaukan hati-Nya, sehingga mereka kembali membersihkan hatinya semata-mata karena Alloh tanpa tergiur kepada selain Alloh. Sebagaimana Nabi Adam AS ketika merasa senang diabadikan di surga, maka Alloh mengeluarkannya. Sebagaimana Nabi Ibrahim AS ketika Beliau heran diperintah untuk menyembelih Nabi Ismail AS, maka Alloh mengeluarkan sifat heran tersebut dari hati Nabi Ibrahim AS :
“Ketika keduanya berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya (nyatalah kesabaran keduanya) (QS Ash-Shafat 103)
‘Dan Alloh pun membersihkan hatinya dengan tebusan yang lain’
Muhammad bin Hasan bercerita :Ketika saya mengelilingi gunung libanon, tiba-tiba muncul seorang pemuda di hadapan kami yang badannya terbakar oleh panasnya udara. Ketika melihat saya dia langsung berpaling dan berlari, lalu saya mengejar dan mengikutinya.
“Nasihatilah saya !” teriak saya dari jarak yang agak dekat.
Tanpa berpaling, pemuda itu meninggalkan pesan, Hati-hatilah sesungguhnya Dia sangat pencemburu. Dia tidak ingin di hati hamba-Nya ada ketertarikan kepada selain-Nya”. Pemuda itu segera menghilang dan saya merenungkan kata-katanya”.
An-Nashr Abadzi berkata, “Alloh itu sangat pencemburu. Diantara kecemburuann-Nya adalah Dia tidak memberikan jalan untuk menuju kepada-Nya di jalan selain jalan-Nya.” Dikatakan bahwa Alloh telah mewahyukan kepada sebagian Nabi-Nya bahwa si Fulan membutuhkan-Ku dan Aku juga membutuhkannya. Jika ia telah memenuhi kebutuhan-Ku maka Aku akan memenuhi kebutuhannya”.
Setelah memperoleh wahyu, maka Nabi tersebut bertanya dalam munajatnya, “Tuhan, bagaimana Engkau mempunyai kebutuhan ?”
“Dia mempunyai kecenderungan kepada selain-Ku, kemudian membersikan hatinya, sehingga Aku memenuhi kebutuhan-Nya, “ Jelas Alloh
Al-Kisah, Abu Yazid Al-Bustami pernah melihat dalam mimpi ada sekelompok bidadari. Dai memandang mereka sampai menghabiskan waktunya dalam berapa hari. Ketika mimpinya terulang lagi, ia tidak menoleh dan mengatakan kepada mereka, “Kamu sekalian hanya akan menyibukkan saya”.
Suatu hari Rabiah Al-Adawiyah mengalami sakit. Salah seorang pengunjung menanyakan keadaannya.
“Apa penyebab penyakitmu ?”
“Saya telah melihat surga di hatiku, lalu Tuhan mendidikku. Dia menegurku,dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi.” Dia berkata sambil memandang Tuhan di dalam hatinya.
Diriwayatkan dari Sariy As-Shaqthi yang menceritaakan, :Saya pernah mencari seorang teman. Daerah-daerah yang saya duga menjadi tempat tinggalnya saya datangi, sampai akhirnya saya tiba dan melewati daerah berbukitan. Tiba-tiba saya dikejutkan oleh sekelompok orang yang terkena penyakit parah. Diantara mereka ada yang buta, ada pula yang menderita penyakit yang menyengsarakan. Saya Tanya kepada seseorang tentang keadan mereka.
“Di tempat ini setahun sekali dilewati oleh seorang laki-laki aneh yang mendoakan orang-orang sakit yang meminta doanya, dan ternyata mereka sembuh”. Jawab mereka.
Kemudian dengan sabar saya ikut menananti kedatangannya bersama mereka. Waktupun berjalan dan waktu yang saya tunggu pun tiba, ia mendekati orang-orang yang memohon berkah doanya, lalu mendoakan dan mereka sembuh. Tanpa berkata berkata apa-apa lelaki aneh itu melanjutkan perjalanannya. Saya memandangnya sejenak lalu mengikuti jejaknya. Setelah agak jauh, saya menyapanya, “Tuan saya mempunyai penyakit bathin, apa obatnya ?”.
“Wahai Sariy, tinggalkanlah saya. Sesunguhnya Dia sangat pencemburu. Dia tidak mau melihatmu cenderung kepada selain-Nya sehingga Dia berpaling darimu.” Laki-laki aneh itu meninggalkan pesan kemudian pergi.
Syaikh Abu Ali Ad-Daqaq berkata, “Diantara kecemburuan-Nya terlihat ketka orang-orang berzikir kepada-Nya dengan hati yang lengah, maka Dia tidak mempedulian mereka”.
Ustaz Abu Ali Ad-Daqaq RahimahuLloh berkata, “ketika seorang Baduwi masuk masjid RasuluLloh SAWW dan kencing di dalamnya, para sahabat marah dan mengusirnya. Mereka merasa malu dan tidak bisa menerima perbuatannya. Demikian juga seorang hamba yang tahu keagungan Tuhannya. Dia merasa sulit mendengarkan zikir orang yang lengah dan beribadah dengan tidak menjaga kesopanan”.
Al-Kisah ketika Dalf Asy-Syibli ditinggal mati puteranya yang bernama Abul Hasan, isterinya gelisah dan memotong-motong rambutnya. Sementara Asy-Syibli masuk kamar mandi dan melumuri jenggotnya dengan sabun yang hendak dicukurnya. Setiap orang yang datang hendak berta’ziyah menanyakanya, “Apa yang kamu lakukan, wahai Abu Bakar ?”
“Ikut berduka cita bersama isteriku”. Jawabnya.
“Jelaskan kepada kami wahai Abu Bakar, mengapa seperti itu yang kamu lakukan ?”
“Saya tahu mereka mengucapkan bela sungkawa kepadaku dengan hati yang lengah. Mereka mengatakan, ‘semoga Alloh memberimu pahala’ maka saya menebus kelengahan zikir mereka dengan jenggotku.” Jawab Asy-Syibli.
Ahmad An-Nuri seoarng shufi pengembara ketika sedang dalam perjalanannya dia mendengar suara azan, lalu menjawabnya dengan jawaban lain, “Tusukan dan racun kematian.” Selang beberapa detik dia mendengar lolongan suara anjing, lalu menjawab, “Baik, semoga engkau berbahagia”. Orang yang mendengarnya memprotes,” Sesungguhnya hal ini sama dengan meninggalkan agama karena mengatakan tusukan dan racun kematian untuk jawaban suara azan dan menyambut lolongan anjing dengan jawaban yang baik.” Dia menjawab, “Karena suaranya bagaikan kepala orang yang berzikir kepada Alloh dengan hati yang lengah. Sedangkan tentang anjing itu Alloh berfirman :
وإنّ من شئء إلا يسبح بحمده
Dan tidak satupun makhluk melainkan bertasbih dengan memuji-Nya (QS Al-Isra 44)
Dalf Asy Syibli pernah berazan. Ketika sampai pada kalimat syahadatain ia berkata, “Kalau bukan karena Engkau memerintahkan saya, pasti saya tidak ingat selain-Mu”.
Al-Kisah seseorang mengucapkan “Maha besar Alloh” lalu ditmpali seorang ulama sufi, “Saya suka jika kamu membersihkan zikirmu ini”.
Abul Hasan Al-Khazfani mengatakan, Tiada Tuhan selain Alloh dari dalam hati : Muhammad utusan Alloh, dari telinga. Barang siapa melihat dari lahir kata ini, pasti dia akan mengira bahwa ucapan ini meremehkan syariat dan tidak mengingat bahaya kecemburuan Alloh. Karena kekuasaan Alloh mengecilkan yang lain-Nya”
0 komentar:
Posting Komentar